Jumat, 05 Maret 2010

Harapan PAUD AN-NISA'

 

Kepada Seluruh Lapisan Masyarakat Provinsi Aceh, khususnya warga Kota Subulussalam
perhatikan kami, bantu kami, dorong kami secara moril dan spirituil.

Kami ada untuk anak-anak harapan bangsa.

Selasa, 02 Maret 2010

PROFIL LEMBAGA

1. NOMOR STATISTIK SEKOLAH : -
2. Nama Sekolah : PAUD-TPA AN-NISA’
3. Alamat : Jln.Prangusan No .
4. Kode Pos : 24782
5. Desa : Mukti Makmur
6. Kecamatan : Simpang Kiri
7. Kabupaten : Kota Subulussalam, NAD
8. Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi
9. Status Kepemilikan Bangunan : Menumpang
10. Lokasi Sekolah : Kompleks Perumahan Warga
11. Sekolah Berdiri : 1 Juli 2007.
12. Status Sekolah : Swasta
13. SK/Ijin Operasional : Nomor : 822 / 472 / 2007.
14.Nama Yayasan Penyelenggara : Lembaga Pendidikan TADRIBUL UMAM
-Jalan : Prangusan
-Desa : Mukti Makmur
-Kecamatan : Simpang Kiri
-Kabupaten : Kota Subulussalam
-Propinsi : Nanggroe Aceh Darussalam
-Nomor HP : 085760057476
-Akte Pendirian : Akta Notaris nomor : 08/FS/III/2008.

A. Kurikulum/ Program Pembelajaran.
PAUD-TPA An-Nisa’’ dalam melaksanakan Proses Pembelajaran berdasarkan Kurikulum Standar Nasional PAUD yang disesuaikan dengan keadaan setempat dengan tidak mengurangi aspek-aspek pengembangannya.

B. Proses Pembelajaran.
1. Penyusunan Rencana Kegiatan Pembelajaran.
Dalam pelaksanaan Kegaiatan Pembejaran para guru / pengasuh, telah mempersiapkan rencana Kegiatan Pembelajaran sebagai acuan dalam membentuk dan mencetak serta mengarahkan bakat, minat dan potensi peserta didik dalam waktu satu tahun, yaitu :

a. Rencana Tahunan dan Semester.
Untuk memulai kegiatan awal tahun ajaran baru, anatara lain penyusunan jadwal dan pengadaan fasilitas yang diperlukan demi kelancaran pelaksanaan program bermain peserta didik.
Kegiatan semester antara lain menyiapkan buku program kegiatan mingguan dan harian serta pembelajaran fasilitas-fasilitas keperluan semester.

b. Rencana Kegiatan Bermain Mingguan dan Harian.
Perencanaan satuan kegiatan mingguan adalan penyusunan persiapan pembelajaran yang akan dilakukan pengasuh/ pendidik dalam satu minggu. Dan perencanaan satuan kegiatan harian adalah penyusunan persiapan pembelajaran yang akan dilakukan pendidik/ pengasuh dalam satu hari untuk meningkatkan kecerdasan holistik anak dengan mengacu pada menu pembelajaran generik. Kegiatan mingguan dan harian disusun berdasarkan perencanaan tahunan dan semester.

2. Densitas Main.
Dalam kegiatan bermain mengacu kepada kelender pendidikan yang telah ditetapkan oleh Kantor Departemen Pendidikan Nasional yang memberisi jadwal kegiatan pendidikan, yaitu ;
- kegiatan bermain yang akan dimainkan anak didik.
- Alat permainan edukatif (APE) yang akan dimainkan anak didik.
- Waktu untuk menyelenggarakan kegiatan bermain.
- Tempat untuk menyelenggarakan kegiatan bermain
- Tenaga pendidik yang bertugas mendampingi anak bermain.

3. Waktu dan Lama Pembelajaran.
PAUD-TPA An-Nisa’ belajar pada pagi hari dengan uraian kegiatan sebagai berikut :
a. Usia 2 – 3 tahun, setiap pertemuan minimal 2 jam dan idealnya selama 4 jam.
b. Usia 4 – 6 tahun, setiap pertemuan minimal 2,5 jam dan idealnya 6 jam.

4. Peran pendidik sebelum anak main.
a. Pengasuh/ pendidik duduk bersama anak dalam posisi melingkar. Pengasuh/ pendidik memmemberi salam pada anak-anak, menanyakan kabar anak-anak.
b. Pengasuh/ pendidik meminta anak-anak untuk memperhatikan siapa saja yang tidak hadir hari ini (mengabsen).
c. Berdoa bersama, meminta anak secara bergilir siapa yang akan memimpin doa hari ini.
d. Pengasuh/ pendidik menyampaikan tema hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan anak.
e. Pengasuh/ pendidik membacakan buku yang terkait dengan tema. Setelah membaca selesai, pengasuh/ pendidik menanyakan kembali isi cerita.
f. Pengasuh/ pendidik mengaitkan isi cerita dengan kegiatan main yang akan dilakukan anak.
g. Pengasuh/ pendidik mengenalkan semua tempat dan alat main yang sudah disiapkan.
h. Dalam memmemberi pijakan, pengasuh/ pendidik harus mengaitkan kemampuan apa yang diharapkan muncul pada anak, sesuai dengan rencana belajar yang sudah disusun.
i. Pengasuh/ pendidik menyampaikan bagaimana aturan main (digali dari anak), memilih teman main, memilih mainan, cara menggunakan alat-alat, kapan memulai dan mengakhiri main, serta merapikan kembali alat yang sudah dimainkan.
j. Setelah anak siap untuk main, pengasuh/ pendidik mempersilakan anak untuk mulai bermain dengan cara menggilir kesempatan pada anak berdasarkan warna baju, usia anak, huruf depan nama anak, atau cara lainnya agar lebih teratur.

5. Peran Pendidik saat anak bermain.
a. Memberi anak waktu yang cukup untuk bermain, agar gagasan main tuntas dilakukan. Waktu yang diperlukan anak untuk menyelesaikan gagasannya sekitar 40-60 menit.
b. Saat anak asyik bermain, pengasuh/ pendidik berkeliling untuk memantau kegiatan anak.
c. Memberi contoh cara main pada anak yang belum bisa menggunakan bahan/alat.
d. Memberi dukungan berupa pernyataan positif atau pujian pada pekerjaan yang dilakukan anak.
e. Memancing gagasan anak dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas cara main anak.
f. Memberi bantuan pada anak yang membutuhkan.
g. Mendorong anak untuk mencoba dengan cara lain, sehingga anak memiliki pengalaman main yang kaya (densitas).
h. mencatat kegiatan yang dilakukan anak (jenis main dan tahapan perkembangan yang dicapai).
i. Mengumpulkan hasil kerja anak, dengan mencatat nama dan tanggalnya di lembar kerja anak.
j. Bila waktu tinggal 5 menit, memberitahu anak-anak untuk bersiap-siap menyudahi kegiatan mainnya.

6. Peran Pendidik setelah anak bermain.
a Mengajak anak membereskan mainan dengan menempatkan alat main pada tempatnya.
b Saat beres-beres dapat dilakukan sambil bernyanyi lagu beres-beres atau lagu lainnya.
c Bila anak belum terbiasa untuk membereskan, pengasuh/ pendidik bisa membuat permainan yang menarik agar anak ikut membereskan.
d Pengasuh/ pendidik menyiapkan tempat untuk setiap jenis alat, sehingga anak dapat mengelompokkan alat main sesuai dengan tempatnya.
e Setelah selesai beres-beres, persilahkan anak untuk membersihkan diri, ganti pakaian bila basah/kotor, dan minum dengan antri.

7. Peran Lembaga dalam mewujudkan lembaga PAUD-TPA An-Nisa’.
Untuk kelancaran pelaksanaan PAUD-TPA, lembaga mencoba memenuhi segala kebutuhan sarana dan prasarana yang meliputi kebutuhan lembaga itu sendiri, pengasuh/ Pendidik dan peserta didiknya sesuai dengan keadaan dana yang tersedia.

STANDAR PERKEMBANGAN DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

1. Tujuan
Adanya standar kompetensi perkembangan anak diharapkan dapat membantu mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak anak usia dini, meliputi aspek moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/motorik, dan seni, sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2. Fungsi
a. Mengetahui perkembangan sikap dan perilaku yang baik sesuai kaidah agama dan norma yang dianut.
b. Mengetahui kemampuan sosialisasi dan kemampuan mengendalikan emosi.
c. Mengetahui perkembangan kemampuan menolong diri sendiri.
d. Mengetahui kemampuan perkembangan bahasa.
e. Mengetahui kemampuan daya pikir dan kemampuan untuk memecahkan masalah.
f. Mengetahui pertumbuhan fisik dan perkembangan keterampilan motorik dan panca indera.

C. RUANG LINGKUP
Standar kompetensi pendidikan anak usia dini merupakan seperangkat kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai oleh anak sesuai dengan tahapan usianya. Standar ini dikembangkan berdasarkan aspek perkembangan anak, yang meliputi:
• Perkembangan moral dan nilai-nilai agama
• Perkembangan sosial, emosional dan kemandirian
• Perkembangan bahasa
• Perkembangan kognitif
• Perkembangan fisik/motorik
• Perkembangan seni
Standar perkembangan ini disusun sesuai dengan tahapan usia anak, yaitu:
• Standar perkembangan anak usia lahir - 1 tahun
• Standar perkembangan anak usia 1 – 2 tahun
• Standar perkembangan anak usia 2 – 3 tahun
• Standar perkembangan anak usia 3 – 4 tahun
• Standar perkembangan anak usia 4 – 5 tahun
• Standar perkembangan anak usia 5 – 6 tahun

D. PRINSIP-PRINSIP
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan/ pembelajaran pada pendidikan anak usia dini meliputi:
1. Berorientasi pada Perkembangan Anak
Dalam melakukan kegiatan, pendidik perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Anak merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan perbedaan secara individual. Dengan demikian dalam kegiatan yang disiapkan perlu memperhatikan cara belajar anak yang dimulai dari cara sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, gerakan ke verbal, dan dari ke-aku-an ke rasa sosial.

2. Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak pada usia dini sedang membutuhkan proses belajar untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangannya. Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan pada perkembangan dan kebutuhan masing-masing anak.

3. Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain
Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran pada anak usia dini. Kegiatan pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan, dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Ketika bermain anak membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya.

4. Stimulasi Terpadu
Perkembangan anak bersifat sistematis, progresif dan berkesinambung-an antara aspek kesehatan, gizi dan pendidikan. Hal ini berarti kemajuan perkembangan satu aspek akan mempengaruhi aspek perkembangan lainnya. Karakteristik anak memandang segala sesuatu sebagai suatu keseluruhan, bukan bagian demi bagian. Stimulasi harus diberikan secara terpadu sehingga seluruh aspek perkembangan dapat berkembang secara berkelanjutan, dengan memperhatikan kematangan dan konteks sosial, dan budaya setempat.

5. Lingkungan Kondusif
Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan serta demokratis sehingga anak merasa aman, nyaman dan menyenangkan dalam lingkungan bermain baik di dalam maupun di luar ruangan. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. Penataan ruang belajar harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain sehingga anak dapat berinteraksi dengan mudah baik dengan pendidik maupun dengan temannya.
Lingkungan bermain hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya, yaitu tidak membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah dan tempat bermain ataupun di lingkungan sekitar. Pendidik harus peka terhadap karakteristik budaya masing-masing anak.

6. Menggunakan Pendekatan Tematik
Kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik. Tema sebagai wadah mengenalkan berbagai konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan sekitarnya. Tema dipilih dan dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, serta menarik minat.

7. Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan
Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam proses pembelajaran.

8. Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar
Setiap kegiatan untuk menstimulasi perkembangan potensi anak, perlu memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar, antara lain lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik. Penggunaan berbagai media dan sumber belajar dimaksudkan agar anak dapat bereksplorasi dengan benda-benda di lingkungan sekitarnya.

9. Mengembangkan Kecakapan Hidup
Proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup melalui penyiapan lingkungan belajar yang menunjang berkembangnya kemampuan menolong diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.

10. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pelaksanaan stimulasi pada anak usia dini dapat memanfaatkan teknologi untuk kelancaran kegiatan, misalnya tape, radio, televisi, komputer. Pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk mendorong anak menyenangi belajar.


E. PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD
Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan standar perkembangan dan perkembangan dasar (SPPD) anak usia dini yang dikategorikan dalam kelompok umur sebagai acuan normatif.

2. Prinsip –prinsip Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan beberapa prinsip berikut ini:
• Relevansi
Kurikulum anak usia dini harus relevan dengan kebutuhan dan perkembangan anak secara individu
• Adaptasi
Kurikulum anak usia dini harus memperhatikan dan mengadaptasi perubahan psikologis, IPTEK, dan Seni.
• Kontinuitas
Kurikulum anak usia dini harus disusun secara berkelanjutan antara satu tahapan perkembangan ke tahapan perkembangan berikutnya dalam rangka mempersiapkan anak memasuki pendidikan selanjutnya
• Fleksibilitas
Kurikulum anak usia dini harus dipahami, dipergunakan dan dikembangakan secara fleksibel sesuai dengan keunikan dan kebutuhan anak serta kondisi lembaga penyelenggara
• Kepraktisan dan Akseptabilitas
Kurikulum anak usia dini harus memberikan kemudahan bagi praktisi dan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pendidikan pada anak usia dini.
• Kelayakan (feasibility)
Kurikulum anak usia dini harus menunjukkan kelayakan dan keberpihakan pada anak usia dini.
• Akuntabilitas
Kurikulum anak usia dini harus dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat sebagai pengguna Jasa pendidikan anak usia dini

3. Pendekatan Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum anak usia dini juga harus memperhatikan berbagai pendekatan berikut ini:

3.1. Pendekatan Holistik dan Terpadu
Pengembangan kurikulum dan isi program didalamnya hendaknya dapat mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan, potensi kecerdasan jamak serta berbagai aspek kebutuhan anak usia dini lainnya seperti kesehatan dan gizi secara holistik dan terpadu. Sebagai konsekuensinya, identifikasi dan pemetaan kompetensi harus disusun dan diorganisasikan sesuai dengan perkembangan dan analisis kebutuhan anak usia dini.

3.1. Pendekatan Ragam budaya (Multiculture approach)
Pengembangan kurikulum anak usia dini harus memperhatikan lingkungan sosial dan budaya yang ada di sekitar anak, maupun yang mungkin dialami anak pada perkembangan berikutnya.
Pendekatan multibudaya akan memberikan konsekuensi pentingnya cakupan isi program yang dihadapi untuk mengakomodasi pemahaman anak pada kebiasaan, budaya dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan budaya-budaya lain yang terdapat di Indonesia maupun budaya global.

3.2. Pendekatan Konstruktivisme (Constructivism Approach)
Kurikulum anak usia dini hendaknya mengacu pada pendekatan konstruktivisme yang beranggapan bahwa anak membangun sendiri pengetahuannya. Untuk itu isi program dalam kurikulum harus dapat memberikan peluang bagi anak untuk belajar sesuai dengan minat, motivasi dan kebutuhannya. Hal ini akan berdampak pada proses pembelajaran yang berpusat pada anak, yang diwarnai dengan adanya kebebasan untuk bereksplorasi dalam rangka mencari dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang diminatinya.

3.3. Pendekatan kurikulum bermain kreatif (Play based curriculum approach)
Filosofi dan teori kurikulum bermain kreatif didasarkan pada 4 (empat) hal, yaitu: (1) bagaimana anak membangun kemampuan sosial dan emosional, (2) bagaimana anak belajar untuk berpikir, (3) bagaimana anak mengembangkan kemampuan fisik serta (4) bagaimana anak berkembang melalui budayanya

4. Karakteristik Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini
Pengembangan kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini memiliki karakteristik sebagai berikut:

4.1. Kurikulum PAUD merupakan program pembelajaran PAUD yang mengacu pada Standar Perkembangan dan Perkembangan Dasar yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.

4.2. Kurikulum PAUD dilaksanakan secara terpadu dengan memperhatikan kebutuhan dan kepentingan terbaik anak serta memperhatikan kecerdasan.

4.3. Kurikulum PAUD dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan karakteristik ruang lingkup dan jenis PAUD.

4.4. Kurikulum PAUD dilaksanakan berdasarkan prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain dengan memperhatikan perbedaan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing anak, sosial budaya, serta kondisi dan kebutuhan masyarakat.

4.5. Standar Perkembangan disusun dan dilaksanakan dengan mengintegrasikan kebutuhan anak terhadap kesehatan , gizi, dan stimulasi psikososial, termasuk kesejahteraannya.


F. RAMBU-RAMBU
1. Standar kompetensi / perkembangan ini merupakan acuan bagi pendidik dalam menyusun program kegiatan atau perencanaan pembelajaran untuk mencapai optimalisasi perkembangan anak.
2. Standar kompetensi /perkembangan ini dirancang untuk melayani anak sesuai dengan tahapan usianya.
3. Standar perkembangan ini dirancang sebagai acuan assessment perkembangan anak.
4. Standar kompetensi /perkembangan ini dirancang untuk akuntabilitas pada masyarakat dan orangtua khususnya.
5. Standar kompetensi /perkembangan ini merupakan standar perkembangan minimal. Pendidik dapat memberikan pengayaan apabila anak telah menguasai kemampuan pada tahap perkembangannya.
6. Penggunaan standar kompetensi / perkembangan ini bersifat fleksibel yang disesuaikan dengan lingkungan sosial dan budaya anak.

G. STANDAR PERKEMBANGAN AKHIR USIA
1. Peristilahan
Peristilahan Standar Perkembangan Akhir Usia (SKAU) dapat disamakan dengan istilah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada satuan pendidikan SD sampai SMA. Standar Perkembangan Akhir Usia digunakan sebagai pedoman penilaian dan asesmen perkembangan anak.


Perkembangan Akhir Usia

USIA/UMUR

ASPEK Akhir usia
1 tahun Akhir usia
2 tahun Akhir usia
3 tahun Akhir usia
4 tahun Akhir usia
5 tahun Akhir usia
6 tahun

NILAI DAN NILAI-NILAI AGAMA 
Anak mampu memperhatikan perilaku keagamaan yang diterima melalui inderanya Anak mulaimeniru perilaku keagamaan secara sederhana danmulai mengekspre-sikan rasa sayang dan cinta kasih Anak mampu meniru secara terbatas perilaku keagamaan yang dilihat dan didengarnya
Mulai meniru perilaku baik atau sopan Anak mampu meniru dan mengucapkan bacaan doa/lagu-lagu keagamaan dan gerakan beribadah secara sederhana, mulai berperilaku baik atau sopan bila diingatkan Anak mampu meng- ucapkan bacaan doa/ lagu-lagu keagamaan, meniru gerakan ber- ibadah, mengikuti aturan serta mampu belajar berpetilaku baik dan sopan bila diingatkan Anak mampu melakukan perilaku keagamaan secara berurutan dan mulai belajar membedakan perilaku baik dan buruk

SOSIAL EMOSIONAL
Anak mampu membangun interaksi dengan merespon kehadiran orang lain Anak mampu berinteraksi dengan lingkungan terdekatnya (keluarga), dan menunjukkan keinginannya dengan kuat Anak mampu berinteraksi dan mengenal dirinya, dan menunjukkan keinginannya dengan kuat Anak mampu berinteraksi, dapat menunjukkan reaksi emosi yang wajar, serta mulai menunjukkan rasa percaya diri Anak mampu berinteraksi, mulai dapat mengendalikan emosinya, mulai menunjukkan rasa percaya diri, serta mulai dapat menjaga diri sendiri Anak mampu ber- interaksi, dan mulai mematuhi aturan, dapat mengendalikan emosinya, menunjukkan rasa percaya diri, dan dapat menjaga diri sendiri.

KOGNITIF 
Anak mampu menyadari keberadaan benda yang tidak dilihatnya Anak bereksplorasi melalui indera dan motoriknya terhadap benda yang ada di sekitarnya Anak mampu mengenal benda dan memanipulasi objek/benda Anak mampu mengenal konsep sederhana dan dapat mengklasifikasi Anak mampu mengenal dan memahami berbagai konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari Anak mampu memahami konsep sederhana dan dapat memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

BAHASA 
Anak mampu merespon suara Anak mampu mengerti isyarat dan perkataan orang lain serta mengucapkan keinginannya secara sederhana Anak dapat men- dengangarkan, dan ber- komunikasi secara lisan dengan kalimat sederhana Anak dapat mendengarkan, berkomunikasi secara lisan serta memiliki penbenda- haraan kosa kata yang semakin banyak Anak dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki perbenda- haraan kata-kata dan mengenal simbol-simbol Anak dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk per- siapan membaca, menulis dan berhitung

FISIK 
Anak mampu menggerakkan tangan, lengan, kaki, kepaladan badan Anak mampu menggerakkan anggota tubuhnya dalam rangka latihan kekuatan otot tangan, otot punggung dan otot kaki untuk menjaga keseimbangan Anak mampu melakukan gerakan seluruh anggota tubuhnya secara terkoordinasi Anak mampu melakukan gerakan secara ter- koordinasi dalam rangka kelenturan, dan keseimbangan Anak mampu melakukan gerakan tubuh secara ter- koordinasi dalam rangka kelenturan, kelincahan, dan keseimbangan Anak mampu melakukan gerakan tubuh fisik secara ter- koordinasi kelenturan sebagai keseimbangan, dan kelincahan

SENI
Anak mampu bereaksi terhadap irama yang didengarnya Anak mampu meniru suara dan gerak secara sederhana Anak mampu melakukan berbagai gerakan anggota tubuhnya sesuai dengan irama dapat mengekpresi-kan diri dalam bentuk goresan sederhana Anak mampu melakukan berbagai gerakan sesuai irama , menyajikan dan berkarya seni Anak mampu meng- ekspresikan diri dengan meng- gunakan berbagai media/bahan dalam berkarya seni melului kegiatan eksplorasi Anak mampu meng- ekspresikan diri dan ber- kreasi dengan berbagai gagasan imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni.

Senin, 01 Maret 2010

KU AWALI DARI NIAT YANG TULUS IKHLAS


Kecil bukan berarti tak berguna . 
dengan awal yang kecil tapi positif, akan berdampak besar dan positif pula.

wajah-wajah lugu dan lucu menambah semangat para tutor untuk selalu membina dan menempa   anak didiknya untuk dicetak menjadi generasi yang intelek dan islami.

Hari demi hari dilalui dengan semangat membara. Hanya satu citanya, tercipta manusia yang intelek dan bertaqwa.